Ayo membuat Pestisida sendiri



Siapa yang tidak kesal jika tanaman di rumah atau pekarangan terserang hama. Pestisida memang menjadi jawaban saat tamanan kita terserang hama. Sayangnya kebanyakan pestisida dibuat dengan dasar bahan kimia ketimbang yang berbahan organic. Tentu kita sudah mengetahui bagaimana bahayanya pestisida yang berasal dari bahan kimia. Paparan racunnya yang bisa menyebabkan hama mati bisa saja menyebar dan mengkontaminasi pekarangan di rumah kita. Bahayanya tentu bisa ditebak yaitu keracunan dan  kita hidup dalam lingkungan yang tidak sehat.
Untuk menghindari dampak buruk dari pemakaian pestisida kimia, alangkah baiknya kita menengok penggunaan bahan alami yang mudah kita dapatkan di sekitar rumah kita. Apa saja tumbuhan yang bisa dijadikan pestisida alami :

Mimba
Daun dan biji Mimba

Penggunaan tanaman Mimba sudah banyak dikenal luas. Biji dan daunnya dapat dimanfaatkan dengan ditumbuk halus. Tanaman ini mengandung azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol. Biji atau daunnya bisa ditumbuk hingga halus. Hasil tumbukan lalu dicampur dengan air dan didiamnya selama semalam. Esoknya bisa digunakan untuk membasmi hama.  Komposisinya 1 kg biji/ daun dicampur dengan 10 liter air.


Pepaya
Daun pepaya
Daun pepaya bisa juga digunakan untuk pestisida. Bahan yang terkandung yaitu zat papain tidak disukai oleh ulat bulu, rayap dan hama penghisap. Penggunaannya cukup mudah yaitu dengan merendam 1 kg daun papaya yang telah dirajang dalam 1 ltr air, 2 sdm minyak tanah dan 30 gr diterjen. Diamkan selama semalaman dan bisa digunakan keesok harinya dengan menyaring terlebih dahulu larutan yang sudah didiamkan untuk disemprotkan pada tanaman.


Jarak Pagar
Jarak pagar
Biji jarak bisa dimanfaatkan untuk pestisida karena mengandung zat reisin dan alakoit yang efektif digunakan untuk mengendalikan ulat dan hama penghisab. Satu biji jarak bisa ditumbuk dan dimasukkan dalam 2 ltr air untuk dipanaskan selama 10 menit. Tambahkan juga 2 sdm minyak tanah dan 50 gr diterjen serta air hingga benar-benar merata.  Campuran tersebut lalu dicampurkan lagi dengan 10 ltr air dan bisa disemprotkan pada tanaman.


Sirsak
Buah dan daun sirsak
Daun sirsak memang sedang trend digunakan sebagai obat alternative. Kandungan annonain dan resin membuat daun sirsak bisa digunakan untuk mengusir ulat, wereng, kutu sisik hijau serta lalat buah. 50-100 lembar daun ditumbuk dan direndam dalam 5 ltr air yang sudah dicampur dengan 15 gr diterjen. Diamkan selama semalaman, lalu saring. 1 ltr cairan ini bisa dicampurkan dengan 10- 15 ltr air dan siap untuk digunakan
Berbeda dengan pestisida kimia yang tahan lama, pestisida alamiah bisa rusak sesuai dengan berjalannya waktu sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan kita. Jangan membuat terlalu banyak atau terlalu sedikit karena kita malah membuang-buang bahan yang seharusnya bisa digunakan secara efektif dan efisien.

Berkebun dengan Tabulampot

Budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) banyak disukai karena memiliki beberapa kelebihan / keuntungan terutama bagi penghobi tanaman buah yang tinggal di daerah perkotaan, diantaranya : pemanfaatan lahan atau halaman sempit, mudah dipindah-pindah tanpa merusak tanaman, berfungsi sebagai tanaman hias dan dapat diatur masa berbunga dan berbuah
Media Tanam
Ada beberapa alternatif media tanam, bisa menggunakan campuran tanah(merah), pupuk kandang (kambing) dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Sekam padi gunanya lebih pada penggembur tanah, disamping kalau sudah hancur bisa jadi pupuk juga. Jadi kalau sekam tidak tersedia, campuran tanah dan pupuk saja juga bisa. Yang penting, media gembur 

atau bersifat forous.

Pemilihan Pot
Pemilihan ukuran pot disesuaikan dengan ukuran bibit yang akan ditanam. Jika bibit masih berukuran kecil, gunakan pot kecil. Tujuannya adalah, disamping menyangkut estetika, penggunaan ukuran pot yang bertahap, nantinya akan memudahkan dalam penggantian media tanam. Maksudnya, pada saat media tanam sudah waktunya ditambah atau diganti, dapat dilakukan bersamaan dengan penggantian pot ke ukuran yang lebih besar.

Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan setiap hari kecuali media tanam masih basah. Penyiraman bisa pagi atau sore. Tapi sebaiknya, jika pagi (sebelum jam 8 pagi) ya pagi terus, kalau sore (setelah jam 4 sore) ya sore terus.

Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali, atau minimal dua kali setahun yaitu pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Pakailah selalu pupuk organik. Gunakan pupuk kimia secara bijak. Artinya, penggunaan pupuk kimia hanya pada waktu dan dosis yang memang dibutuhkan, seperti pada proses pembungaan/pembuahan yang memerlukan pupuk (unsur hara mineral makro) P dan K yang tinggi, serta pupuk yang mengandung unsur mikro seperti Ca, Mg, Mn, Zn, Fe dll. Unsur Mg misalnya, sangat mempengaruhi pembentukan klorofil tanaman, sehingga fotosintesis berjalan optimal. Selain itu Mg juga berfungsi sebagai katalisator penyerapan unsur P dan K.

Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk ; pembentukan tajuk baru, pemeliharaan, produksi dan peremajaan. Jadi dengan demikian, tanaman memerlukan beberapa tahap pemangkasan. Pada tanaman yang masih kecil, pemangkasan diperlukan untuk membentuk pencabangan. Pemangkasan pemeliharaan diantaranya memangkas cabang / tunas air dan cabang bagian dalam yang tidak terkena matahari langsung. Pemangkasan produksi diantaranya lebih berhubungan dengan tanaman yang memerlukan pemangkasan untuk merangsang pembungaan. Sementara pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua atau tanaman sudah terlalu besar untuk ukuran tabulampot.

Pembungaan/Pembuahan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang pembungaan, seperti pemupukan, stress air, pelukaan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Perlakuan untuk merangsang pembungaan hanya dengan pemupukan rutin pun seringkali sudah cukup. Namun jika memang diperlukan kami lebih memilih melakukan perlakuan pemupukan. Dan bahkan kami tidak merekomendasikan cara lain. Alasannya, cara-cara selain pemupukan memerlukan keterampilan lebih.

Perlakuan pemupukan dilakukan dengan cara :
Sebelum dilakukan perlakuan, minimal 1 bulan sebelumnya tanaman telah diberi asupan yang cukup berupa pupuk organik. Pupuk organik yang diberikan bisa berupa pupuk organik murni seperti pupuk kandang atau kompos, bisa juga pupuk organik buatan yang tersedia dipasaran.
Pastikan tanaman telah cukup umur dan tanaman benar-benar dalam keadaan sehat yang ditandai dengan pencabangan merata, warna daun hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit. Pastikan juga tanaman tidak sedang berpucuk/berdaun muda.
Setelah syarat-syarat 1 sampai 3 dipenuhi, perlakuan pemupukan untuk merangsang pembungaan dapat dilakukan dengan cara :
Berikan pupuk (unsur hara mineral makro) dengan kandungan Fosfor dan Kalium yang tinggi. Jika pupuk yang digunakan tidak mengandung unsur mineral mikro, tambahkan unsur hara mineral mikro seperti Ca, Mg, Zn, dan lain-lain sebagai pelengkap. Jika tanaman sudah mengeluarkan bunga, berikan pupuk dengan kandungan K yang lebih tinggi. Sampai buah matang, ulangi pemberian pupuk berkandungan K yang cukup. Dengan demikian akan diperoleh buah yang lebih besar dan manis.
Pengendalian Hama
Untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit, dapat saja dilakukan penyemproran anti hama / penyakit secara rutin. Tapi gunakanlah anti hama / penyakit organik.

Penempatan Tanaman
Tempatkan tanaman di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 8 jam per hari.


Selamat berkebun........